.:DOKUMEN YANG SUDAH JADI:. IJIN UMK : ADIK KURNIAWAN (Soko), NGAJIMIN (Soko), HADI PRAYITNO S (Bagor), SUPARMIN (Girimargo), FASARONI (Geneng), LASMI (Geneng). KTP-el SIAP AMBIL : [GENENG]: Yesi Asmanita, Supartono, Setiya Ari Wibowo, Nani Saraswati, Tommy Dwi A, Sofyan Tri C, Ngatirin, Tri Utami R [JERUK]: Wahyu Kusdiyanto, Surojo BE, Warti, Akhmad Khoiri, Suprihatiningsih, Suyanto [SUNGGINGAN]: Karni, Triyono, M. Zainal Arifin, Hastutik, Dinik Aryati [GIRIMARGO]: Muflikhun SH, Ariyanti, Hadi Suparno, Bariyatun, Danang Kusuma, Muqorobin, Bela Dewi P, Sulastri, Trimanto, Abdul Wachid HN, Harsono, Siti Komariyah [DOYONG]: Lamiyem, Ayub Ababil, Toni Saputro, Rohmad Budiyono, Eni Sulistyowati, Rismayanti [SOKO]: Karni, Ayu Oktaviani, Intan Sulistyani W,Doni Ardiyanto, Dewi Kunthi, Siti Puspitasari, Kormen Suhadi, Tobbi Saputro, Slamet, Santi, Saptono, Ponco Susilo, Kartini, Tugimin [BAGOR]: Erik Didik R, Ernawati, Sadiyanto [GILIREJO]: Wiwin Astari, Agus Trimanto, Andi Pranata, Eka Tri Wulandari, Sunarti [GILIREJO BARU]: Ngateno, Efi Setiyana, Nurmaidah, Tri Mulyono, Wawan Sulistianto, Joko Iswanto

01 March 2018

Kliping Berita: MUSEUM MIRI , MUSEUM DAERAH PERTAMA MILIK SRAGEN

Kliping Berita:  MUSEUM MIRI , MUSEUM DAERAH PERTAMA MILIK SRAGEN - MIRI (01/03/2018) Berdiri megah di lingkungan SD Negeri Girimargo I Kecamatan Miri , Museum Purba Miri merupakan museum daerah pertama yang dimiliki oleh Kabupaten Sragen. Cikal bakal museum ini semula berasal dari hasil penelitian Prof. Dr Francois Semah , seorang Geolog dari Museum National D’Histoire Naturelle Perancis dan Dr Tony Djubiantono dari Balai Arkeologi Jawa Barat.  Di dalamnya berisi fosil dan temuan arkeologis berupa fosil binatang, alat batu, sedimen dan formasi stratigrafi yang mereka teliti sejak tahun 1982. Peninggalan purba ini banyak ditemukan di situs Kedung Cumpleng, Ngebung dan Kedung Kancil Kecamatan Miri. Khusus temuan dari Situs Ngebung, 919 buah diantaranya disimpan di Museum Sangiran.


Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen  Drs Suwardi, MM melalui Kasi Cagar Budaya dan Permuseuman Anjarwati Sri Sayekti mengatakan, Museum yang masih dalam tahap pengembangan ini memiliki  koleksi lebih dari 819 fosil. Disamping itu, masih terdapat beberapa kotak berisi seribu koleksi yang masih dalam tahap pencatatan dokumentasi. Proses ini memerlukan  konsentrasi, ketelitian dan ketekunan.  Diperkirakan, hingga bulan November 2018, Museum Purba Miri masih dalam tahap konservasi fosil sebelum masuk tahap penataan display. Keberadaan Situs Miri sangat penting dalam mendukung keberadaan Situs Sangiran. Usaha pelestarian dan kelanjutan Situs Miri tetap dilakukan , guna mengangkat potensi kearifan lokal.

Rencananya, tanggal 2 Mei sampai 2 Juni 2018 nanti, Prof Dr Francois Semah akan melakukan kunjungan ke Museum Miri. Arkeolog eropa ini akan mengajak serta beberapa peneliti dan mahasiswa Asean dan Eropa. Agendanya mereka akan mengadakan workshop untuk masyarakat dan pengajar tentang Sejarah Situs Miri.

Anjar berharap Museum Purba Sangiran dapat menjadi tambahan edukasi bagi siswa tentang potensi lokal, yang pada gilirannya akan memupuk rasa cinta pada Bumi Sukowati. #Diskominfo